LOGO

Sport

Jenderal Baret Merah Keturunan Tionghoa sang Penumpas Teroris

Jenderal Baret Merah Keturunan Tionghoa sang Penumpas Teroris

12/12/2023 06:54:27
Peristiwa ini terjadi 41 tahun yang lalu dan membuat nama Korps Baret Merah Kopassus semakin dikenal di dunia internasional
  • Peristiwa ini terjadi 41 tahun yang lalu dan membuat nama Korps Baret Merah Kopassus semakin dikenal di dunia internasional

JAKARTA - Pada 28 Maret 1981, terjadi aksi terorisme yang dilakukan kelompok Komando Jihad yang berani membajak pesawat komersial Garuda Indonesia, yang dikenal sebagai Peristiwa Woyla. Peristiwa ini terjadi 41 tahun yang lalu dan membuat nama Korps Baret Merah Kopassus semakin dikenal di dunia internasional.

Salah satu anggota Kopassus yang terlibat dalam Operasi Woyla adalah Letjen TNI (Purn) Kuntara, seorang Arbituren Akademi Militer Nasional (AMN) yang lahir dari orangtua keturunan Tionghoa pada tahun 1963.

Pada waktu itu, Presiden Suharto memanggil Kapusintelstrat, L.B. Murdani ke Cendana. L.B. Murdani kemudian memerintahkan Asisten Operasi Kopassandha, Letkol Sintong Pandjaitan, untuk menyusun rencana operasi pembebasan dengan melibatkan 35 personel.

Namun, beberapa perwira berpengalaman seperti A.M. Hendropriyono, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Prabowo Subianto sedang tidak berada di tempat. Hendropriyono tengah mengikuti latihan gabungan ABRI di Maluku, sedangkan Luhut Pandjaitan dan Prabowo sedang menjalani pendidikan di Jerman Barat bersama GSG-9 (pasukan khusus Jerman).

Meskipun Sintong Pandjaitan, yang saat itu tinggal di asrama dan mengalami cedera kaki usai latihan Mobile Training Team (MTT) dari Pasukan Khusus Amerika Serikat di Cijantung pada awal tahun 1981, akhirnya dipercayakan untuk merencanakan operasi tersebut, walaupun kakinya masih harus di-gips.

Dengan menggunakan pesawat Douglas DC-9 yang dipinjam untuk latihan di hangar Garuda sebelum berangkat ke Thailand, operasi dimulai pada 31 Maret 1981, pada hari keempat penyanderaan.

Grup-1 Para Komando (cikal bakal Detasemen-81 Gultor Kopassus) membentuk tiga tim untuk menerobos pintu samping dengan memanjat sayap pesawat, sementara satu tim lainnya masuk melalui pintu belakang.

Follow Berita Okezone di Google News

Berita selanjutnya