LOGO

News

Oprek Mesin Yamaha RX King di BKJ Cukup Rp 3 Juta Bisa Terbang

19/02/2019 13:39:57
Khusus modifikasi mesin Yamaha RX King versi racing bisa menembus angka Rp 20 juta.
  • Khusus modifikasi mesin Yamaha RX King versi racing bisa menembus angka Rp 20 juta.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebagian besar pecinta setia motor lawas Yamaha RX King bakal tak asing dengan nama Bursa Karbu Jogja atau disingkat BKJ.

Terlebih sang owner BKJ, Erick Tanjung, 28, setahun terakhir aktif mengunggah video-video lewat kanal Youtube. Yang isinya menyorot tingkah buas dari motor yang telah dihentikan produksinya di Indonesia oleh Yamaha 11 tahun silam itu.

Dalam sebagian besar video Eric itu, Yamaha RX King garapan bengkel BKJ seolah sangat enteng dan lincah ketika gas pol dijalanan. Bahkan motor itu bisa standing atau dengan mudah diangkat roda depannya berkali-kali hingga diibaratkan RX King 'terbang'.

Lantas apa yang sebenarnya dilakukan Bursa Karbu Jogja sehingga bisa melahirkan RX King terbang itu?

"Kami di sini sebenarnya hanya mengubah barang pabrik yang semula standar menjadi racing," ujar Erick saat ditemui Tempo di bengkel Bursa Karbu Jogja, Jalan Kepanjen RT 01, Jambidan Banguntapan Bantul Yogya Senin  18 Februari 2019.

Pekerjaan porting blok di bengkel Bursa Karbu Jogja. Tempo/Pribadi Wicaksono

Namun kata 'hanya' yang dimaksud Erick bukan asal asalan. Secara profesional, Erick bersama sohibnya yang juga kepala mekanik BKJ, Robert, melakukan riset hingga akhirnya mendapatkan sebuah hasil maksimal dari oprekan jeroan RX King yang digarapnya.

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogya itu menuturkan secara garis besar oprekan yang digarap bengkel Bursa Karbu Jogja berfokus pada mesin lalu kaki-kaki Yamaha RX King kemudian bodi.

“Yang pertama jelas daleman (mesin) motor dibelah dulu, semua laker, bearing, kruk as diperbaharui semua agar motor anteng,” ujarnya.

Setelah itu, oprek akan disesuaikan kebutuhan pelanggannya. Erick menuturkan ada tiga macam korekan yang bisa dipilih pelanggan. Pertama korekan untuk kebutuhan harian, kedua touring atau semi dan ketiga balap atau full race.

“Yang membebdakan ketiga jenis korekan itu lebih pada portingan mesinnya,” ujarnya. Porting sendiri sejenis pekerjaan membentuk kembali efisiensi volumetrik dan kecepatan udara yang melewati area lubang intake dan exhaust pada blok mesin sehingga volume udara dan bahan bakar yang masuk menjadi bertambah besar dan lebih lancar.

Erick menuturkan, untuk jenis korekan kebutuhan pemakaian harian, korek mesin biasanya tidak dilakukan terlalu besar. Portingan blok maksimal untuk korekan harian biasanya hanya naik satu sampai dua milimeter dari bawaan pabrik. Karburator yang dikenakan juga masih standar, namun lidah membrannya diganti.

Sedangkan untuk korekan kebutuhan touring atau semi, portingannya sekitar dua sampai tiga millimeter lalu ada penggantian di bagian rasio blok, diikuti penggantian magnet racing serta membran. Knalpot untuk kebutuhan touring juga diganti. “Untuk touring, motornya enggak bakal ketinggalan lari jika korekannya sudah diubah sesuai itu,” ujarnya.   

Berita selanjutnya