- Itupun setelah ibu 4 anak ini, meminta ke suami agar dibawa berobat ke sebuah rumah sakit internasional di Penang, Malaysia.
03/03/2019 06:50:10

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Ustaz Nur Maulana ternyata punya kisah yang tak bisa dilupakan bersama Presiden RI Jokowi.
Kepada tribun-timur.com Jumat (2/8/2/2019), Ustaz Maulana menceritakan kisah tak
terlupakan dengan Presiden Jokowi beberapa tahun silam.
Ustaz Maulana berada di Makassar untuk memperingati 40 hari meninggalnya sang istri.
Jumat (1/3/2019) malam di Makassar, Ustaz Haji Muhammad Nur Maulana (44), memperingati 40 hari wafatnya sang istri, Hajjah Nur Aliyah Binti Ibnu Hajar (1978-2019).
24 jam sebelumnya, tepatnya; Kamis (28/2/2019) malam, penceramah kondang nan gaul ini, jadi narasumber utama diskusi peluncuran biografi inspiratifnya; Cahaya Cinta di Tribun Timur.
Hadir pembicara lain seperti Wawali Makassar Syamsu Rizal MI, politisi Nasdem drg
Rachmatika Dewi, akademisi Arqam Azikin, si penulis Dr Firdaus Muhammad MAg, dan kurator penerbit dari Gora Pustaka; Muhary Wahyu Purba.
Berikut ini, 7 potongan kisah inspiratif yang dirangkum tribun-timur.com
1. Berjanji Tak Menikah Demi 4 Anak
"MENIKAH lagi itu untuk kebahagian saya sendiri. Empat anak saya belum tentu bahagia. Tapi kalau empat anak saya bahagia, Insyallah saya juga bahagia."
Ungkapan spontan Ustaz Haji Nur Maulana (44), dikemukakan Kamis (28/2/2019) malam di diskusi biografi inspiratifnya; Cahaya Cinta, di lantai 4 Gedung Tribun Timur, Jl Cenderawasi No 403, Kelurahan Sambungjawa, Kecamatan Mariso, selatan Kota Makassar.
Diskusi dihelat Ikatan Alumni Ponpes Annahdlah Ujungpandang, almamater Ustaz "gaul" Jamaah oh Jamaah ini.
Kutipan datar namun tegas dari Ustaz Nur Malauna di hadapan 30-an santri, alumnus dan editor Tribun Timur itu, menjawab menjawab pertanyaan Tribun Timur, "kenapa memilih jadi single parent ketimbang melamar wanita lain untuk menjadi ibu "tiri" bagi empat anaknya.
Jumat (1/3/2019) malam ini, di kediamannya di Jl Barukang, Ujungtanah, utara kota, sang Ustaz memperingati 40 hari meninggalnya Hj Nur Aliah Binti Ibnu Hajar S.PdI (1978-2019).
Sang istri, meninggal di RS Polri Bhayangkara, Makassar, Minggu (20/1/2019) dini hari.
"Saat tiba dari (ceramah di) Medan siang, sebelum subuh saya sudah yakin usia istriku
sampai jam lima. Kalau bukan jam lima sore ya jam 5 subuh, ternyata subuh." kata Ustaz Nur Maulana, perihal masa kematian istrinya.
Tentang masa kematian masa berpisahnya tubuh dan ruh istrinya, Si Ustaz mengaku sudah "ainul yaqin" saat melihat kondisi sang istri di VVIP ICU Room RS Bhayangkara.
Dalam sebuah ceramah Takziyah malam ke-2 meninggalnya sang istri, Selasa (22/1/2019) Ustaz Nur Maulana juga mengungkap wasiat sang istri.
Kepada suaminya, di pekan terakhir tahun ketujuh mengidap kanker usus stadium 4,
almarhumah Ummi Aliyah berwasiat; "jaga empat anakku; tiga putri dan 1 putra.
2. Ustadzah Oki Juluki "Keluarga Cahaya"
Keempat anak pasangan yang menikah tanggal cantik 8-8-2008 ini adalah; Munawwarah atau Naurah (9 tahun), Munirah Aira (5 tahun), Munawwar Anwar (3 tahun) dan si bungsu Masitatun Nairah (2 tahun).
Nama lima anggota keluarga sang Ustaz, memang selalu "bercahaya"; memiliki frasa "Nur".
"Itulah kenapa judul buku ini Cahaya Cinta," kata Dr Firdaus Muhammad S.Ag, (42), penulis buku sekaligus adik kelas sang Ustaz di Pondok Pesantren An Nahdlah.
Dalam suasana berkabung, Ustadzah Oki Setiana Dewi, -tandem cermahah Ustaz Nur Maulana di Islam Itu Indah, menggunakan istilah "Keluarga Cahaya" untuk memuji kemuliaan dan adab sahabatnya.
Di akun instagramnya, Oki mengartikan nama anggota keluarga itu; si abah Muhammad Nur Maulana (pemilik sifat terpuji dengan cahaya kepemimpinan), si ummi; Nur Aliyah (cahaya menjulang).
Putri sulung, (Munawwarah berarti yang diberi cahaya), putri kedua (Munirah dalam bentuk masdar yang berarti; yang bercahaya), si lelaki; Munawwar; yang diberi cahaya dan si bungsu (Masitatun Nairah = Masyitah yang cerah bercahaya).
3. Putra ke-3 Dijenguk Jokowi di BKIA Rakyat
Masyhur sebagai da'i bertagline "jamaah oh jamaah" Ustaz M Nur Maulana diam-diam, pernah membuat kelabakan pasukan pengaman presiden (paspampres).
Presiden terpilih Joko Widodo pun diam-diam dan tak terekspos publik, ternyata pernah menjenguk almarhumah usai persalinan anak ketiga, Munawar atau Anwar.
Alkisah, akhir tahun 2014 lalu, tanpa janjian sang Ustaz satu pesawat dengan Jokowi dari Bandara Cengkareng ke Bandara SHIA Mandai.
Kala di tahun ke-3 sang Ustaz assignment contract Islam itu Indah dengan produser TransTV.
"Saat itu, saya bilang ke Jokowi, saya ke Makassar untuk melihat istri yang baru
melahirkan. Lalu saya undang beliau lihat anak laki-laki saya."
Nah, dari bandara Presiden ke-7 Indonesia ini langsung mampir ke rumah bersalin BKIA Rakyat 1 di Jl Tentara Pelajar, utara Makassar.
Jokowi ke Makassar setelah terpilih jadi presiden, belum dilantik dan dalam kapasitas
sebagai Gubernur DKI Jakarta datang meresmikan cabang Bank DKI di Jl Dr Ratulangi,
Makassar.
Karena buru-buru dan saking senangnya terbang dari Jakarta, Ustaz Nur Maulana lupa kalau istrinya ternyata bersalin di klinik bidan, bukan rumah sakit mewah.
"Itupun nanti di klinik, saya baru tahu istri saya ternyata naik becak dari rumah mertua di Jalan Satando ke Jl Tentara Pelajar, untuk melahirkan anak laki-lakiku," kata Nur Maulana.
Paspampres pun sampaikan kegusarannya ke sang Ustaz.
"Loh, saya kan cuma beritahu, kalau istriku melahirkan, Presiden mau datang ya pastimi saya terima kodong." ujarnya.
Drama kunjungan mendadak presiden ini baginya jadi berkah dan sekaligus doa mulia bagi putranya.
Dan ternyata, besok harinya, putra sulung presiden Gibran Rakabuming Raka, juga datang menjenguk sang istri.
"Katanya, Gibran ditelpon bapaknya untuk bawakan bingkisan ke anak saya. Karena waktu mampir di klinik bidan, presiden tak bawa apa-apa."
Dan betapa kagetnya sang Ustaz, bukan bingkisan yang datang melainkan baby strolers.
"Pak Presiden itu memang senang kasih sepeda ke anak-anak. anakku saja masih bayi merah sudah dikirimi sepeda."
Mendengar cerita ini, tawa pun membahana di ruang serbaguna Tribun.
4. Tujuh Tahun Kanker Usus, Tiket dan Hotel ke Penang Hangus
Tujuh tahun lamanya Hj Nur Aliyah SpDi menyembunyikan kanker di ususnya.
Sang suami baru diberitahu, sekitar 3 bulan sebelum meregang nyawa. si istri "tak mau" aktivitas dakwah suaminya di TV nasional terganggu.
Itupun setelah ibu 4 anak ini, meminta ke suami agar dibawa berobat ke sebuah rumah sakit internasional di Penang, Malaysia.
Prosesnya agak lama, sebab tim dokter di Penang mensyaratkan sang istri harus didampingi dokter konsul dari Makassar.
Nah, karena kaget dan dokter di Makassar sudah tunggu mukjizat Ilahi, sang Ustaz pun mengatur "healing tour" sepekan ke Negeri Jiran.
Paket Tiket pesawat PP, booking hotel, akomodasi, makan, diatur mulai tanggal 22 Januari 2019.
Namun rencana manusia banyak yang tak sejalan kodrat Maha Pencipta.
Dua hari sebelum pemberangkatan ke Malaysia, "pesawat ajak yang diawaki malaikat maut" lebih dulu datang menjemput.
"Ya, hangus semua. padahal Ustaz sudah minta izin cuti satu minggu di TransTV," kata
Wawali Makassar, Syamsu Rizal MI mengisahkan momen sebelum ajal menjemput istri sahabatnya.
5. Ustaz Spesialis Takziyah yang Childish
Kerabat, sahabat, guru dan lingkungan tinggal Ustaz tenar kelahiran Ujungpandang ini, punya tradisi mengenang kematian keluarga mulai 7, 40, dan 100 hari dengan berkumpul dan mendengar takziyah, ceramah "menghibur" keluarga yang berbelasungkawa.
Memang, sebelum tenar dalam acara Islam Itu Indah, -- program ceramah spiritual subuh di TransTV Jakarta sejak 2011--, di Makassar, sang Ustaz tenar dengan sebutan "Ustaz spesialis takziyah".
Dakwah berbahasa ringan, to the point namun menghibur, memang jadi ciri khas talenta alumnus SMP Islam DDI Galesong Baru, Makassar ini.
Kala duduk di bangku SDN Layang, Bontoala, akhir dekade 1980-an, sang Ustaz pernah aktif di Sanggar Tari utara kota.
Latar sanggar tari Itulah yang menjelaskan; kenapa saat ceramah, Ustaz dengan tinggi badan 158 cm ini terkesan "kemayu" atau lebih tepat "Childish", kekanak-kanakan"
6. Karena Ummi Madrasah Pertama Anak dan Nikah Ibadah Terlama
Drg Rachmatika Dewi atau yang di Makassar populis dengan sapaan Cicu, juga mengisahkan kesederhanaan Ummi Naurah.
Ustaz Nur Maulana menyebut keluarga istrinya dan keluarga Cicu, sudah lama kenal dan dekat.
"Sejak masih santri, hidup almarhum ini sederhana. Padahal kalau dilihat pemghasilan suaminya, banyak produk pakaian, tas yang mau endors almarhumah. Tasnya dibeli di pasar sentralji. kemana-mana naik becak, semua emasnya disumbang untuk bangun mesjid, bangun sekolah, biayai sekolah anak miskin, dan ratusan orangmi yang dikasi umrah gratis."
Kekaguman Cicu pada sosok Ummi Naurah juga terlihat dari tak maunya si ibu menggunakan baby sitter untuk menjaga empat anaknya.
Cicu menggunakan ungkapan "dia itu yakin dan mempraktikkan betul bahwa Ibu adalah madrasah pertama bagi anak, bukan baby sitter."
Ustaz Nur Maulana menimpali; "Padahal sejak anak kedua lahir, saya sudah sarankan bayarmi penjaga anak, tapi ummi tetap tak mau. Mungkin dia sudah tahu, kalau umurnya tak panjang
ji untuk temani anak-anak."
Ustaz Nur Maulana juga memuji kesederhanaan, ketabahan dan kedisplinan istri yang
membantunya menunaikan amalan "pernikahan adalah ibadah terpanjang sepasang suami istri."
7. Cukup Ehmmm, Anak-Anak Patuh.
15 tahun, Ustaz M Nur Maulana mengumpulkan keberanian sebelum melamar Nur Aliyah jadi suami.
Yang datang melamarpun ibu kandungnya, Hj Masyitah, Juli 2008.
"Ummiku itu pergi melamar Nur Aliyah naik becak ji dari Sibula Dalam ke Jalan Satando."
Ustaz hafal betul umur "ibadah mereka hanya sepanjang; " 10 tahun 5 bulan, Pas,"
"Saya tidak pernah memarahi ummi selama 10 tahun 5 bulan pernikahan. Beliau istri sholihah yang patuh. Beliau tidak ada dosa dengan sy,"begitu ucap Ustaz tersenyum sambil terus mengelus badan ummi.
"Ia seperti Siti Khadijah bagi saya. Seluruh harta diberikan di jalan Allah. Ia pun
seperti Siti Hajar, yang ditinggal suami dan membesarkan anak-anak sendiri, ia juga
seperti Aisyah yang cantik dan pintar". Puji Ustadz.
Ustad Nur Maulana juga bercerita jika istrinya jadi ibu panutan bagi empat anaknya
sementara dia sosok ayah yang memanjakan anak.
Karena tegas dan disiplin, sang mendiang istri lebih banyak memberi teladan dengan bahasa tubuh ketimbang memberi instruksi lisan seperti dirinya.
"Istri saya cukup bilang ehmm, untuk perintahkan anak tidak main hape atau pergi tidur, sementara saya harus banyak kata-kata merayu, dan lebih banyak tidak dituruti anaknya," ujarnya sambil tertawa.
Penulis: Wahyu Susanto