LOGO

News

Bertemu Yaki, Monyet Hitam Asli dari Sulawesi

19/03/2019 23:10:00
Yaki atau Macaca Nigra adalah monyet hitam asli dari Sulawesi. Mari kita berkenalan lebih dekat dengan Yaki di Hutan Tangkoko.
  • Yaki atau Macaca Nigra adalah monyet hitam asli dari Sulawesi. Mari kita berkenalan lebih dekat dengan Yaki di Hutan Tangkoko.
Tangkoko - Yaki atau Macaca Nigra adalah monyet hitam asli dari Sulawesi. Mari kita berkenalan lebih dekat dengan Yaki di Hutan Tangkoko.

Indonesia kaya akan spesies hewan endemik yang tidak bisa ditemukan di belahan bumi lain. Salah satunya adalah Yaki, yang memiliki nama ilmiah Macaca nigra. Yaki adalah monyet hitam endemik di Pulau Sulawesi.

Di Sulawesi, Yaki bisa ditemui di beberapa lokasi. Salah satunya adalah di Hutan Tangkoko, Bitung, Sulawesi Utara. detikcom bersama beberapa media dari Jakarta berkunjung ke hutan ini pertengahan bulan lalu.

Rombongan kami ditemani guide bernama Meldi Tamengge. Meldi sudah lebih dari 10 tahun berprofesi sebagai guide di Tangkoko. Selain jadi guide, Meldi juga peneliti Yaki di Tangkoko.

Meldi, guide di Tangkoko (Wahyu/detikcom)Meldi, guide di Tangkoko (Wahyu/detikcom)

Hutan Tangkoko memang menjadi rumah bagi spesies Yaki. Menurut studi terakhir, ada kurang lebih 2.000 ekor Yaki yang tinggal di Tangkoko. Tapi jumlah itu kini masih terus dihitung lagi, mengingat studi itu sudah dilakukan sekitar 10 tahun yang lalu dan perlu diupdate.

BACA JUGA: Pangandaran Punya Ratu Monyet Tercantik dan Suka Ngaca

Yaki yang tinggal di Hutan Tangkoko ada beberapa kelompok. Yaki memang primata yang tinggal dalam kelompok dan strata sosial. Setiap kelompok dipimpin oleh pejantan Alfa yang paling tangguh di kelompok tersebut.

"Di Tangkoko, ada beberapa kelompok Yaki. Ada Rambo 1, Rambo 2, Rambo 3. Ada juga Pantai Batu 1, Pantai Batu 2. Diberi nama sesuai tempatnya. Yang paling banyak, Rambo 1 di atas 100 anggota," ungkap Meldi.

Bertemu Yaki (Wahyu/detikcom)Bertemu Yaki (Wahyu/detikcom)



Yaki, Hewan yang Agresif

Meldi pun bercerita bahwa Yaki adalah hewan yang cukup agresif. Jangan coba sekali-sekali mengganggu Yaki. Anda dijamin tidak ingin bermasalah dengan Yaki dan anggota kelompoknya.

Sudah ada beberapa cerita tentang pengunjung yang diganggu Yaki. Mereka bisa menggigit, bahkan mencakar kamu. Jadi jangan coba-coba ya traveler. Satu tips buat kamu, jangan membuat gerakan tiba-tiba yang dianggap ancaman oleh Yaki.

"Yaki itu kasar sekali. Kalau cari kutu itu bisa sampai ditarik-tarik. Mereka bisa gigit, nyakar. Kuku mereka tajam. Kalau Alfa Male mereka sampai aniaya bayi yang tidak disukai," jelas Meldi.

Yaki cukup agresif (Wahyu/detikcom)Yaki cukup agresif (Wahyu/detikcom)

Ada beberapa kelompok Yaki yang bisa dijumpai traveler dengan mudah di Tangkoko. Seperti contohnya kelompok Rambo 1. Sementara kelompok sisanya agak susah dilihat.

Mereka punya wilayah tersendiri. Ada yang tinggal di tengah hutan, ada pula di wilayah pantai. Masing-masing kelompok mempertahankan teritori mereka sendiri.

Kelompok Yaki yang sudah terbiasa melihat manusia cenderung bisa didekati, sedangkan yang berada di dalam hutan dan jarang bertemu manusia akan terlihat lebih waspada. Tapi ingat, tetap hati-hati ya traveler!

Cara ke sini:

Hutan Tangkoko berada sekitar setengah jam perjalanan dari pusat Kota Bitung. Perjalanan ke hutan ini bisa ditempuh dengan mobil pribadi. Jalanannya sudah mulus, tapi berkelak-kelok. Cagar Alam Tangkoko buka dari jam 07.00 pagi dan tutup pada pukul 17.00 waktu setempat. (bnl/aff)
Berita selanjutnya