- Niatnya pun cukup jahat mengacaukan tim Okezone yang tengah bertemu dengan Stefanus
21/03/2019 23:22:17

BARU beberapa langkah Furi Harun, Perempuan Indigo itu berjalan, dia menengok ke belakang. Sambil medekap Boneka Chika, yang merupakan boneka Kuman Thong, wajah Furi nampak menunjukkan perasaan tidak nyaman.
Saya melihat tengah mengecek jam, ketika Furi kemudian mendeskripsikan banyaknya gangguan dari belakangnya. Menurutnya, ada kuntilanak yang bolak-balik berseliweran seperti ingin mendekat. Niatnya pun cukup jahat, mengacaukan tim Okezone yang tengah bertemu dengan Stefanus.
"Dia ingin membuat yang di sini tidak nyaman, takut, baunya busuk banget. Bau busuk, seolah-olah pengen ngasih tahu kalau dulu ini dibangunnya banyak ditumbalin, pakai putih telur jadi bau busuk. Seolah-olah menyalahkan yang bikin jembatan, padahal dia yang energinya sangat jahat," kata Furi seraya menyarankan kami untuk berdoa.
Setelah menjelaskan hal itu, Furi pun kembali berjalan. Beberapa langkah berjalan, Furi tiba-tiba menghardik salah satu kru lantaran tidak fokus. "Jangan ngelamun, ada yang ngedeketin kamu tuh," katanya. Saya pun langsung berdoa agar semua berjalan lancar dan terbebas dari gangguan mahluk jahat di sana.
Sifat Selingkuh Keturunan dari Orang Tua? Ini Jawaban Pakar
Rintikan air pun mulai berubah semakin deras. Udara dan kondisi semakin tidak bersahabat untuk kami. Tapi, rasa penasaran saya mengalahkan akal sehat yang menyuruh saya untuk menyudahi ini semua dan pulang ke rumah. Saya pun tetap mengikuti langkah Furi di tengah guyuran air yang membasahi bumi.
Furi kembali berhenti, kali ini dia bertanya kepada kami. "Ada yang merasa pusing ga?" Salah satu tim pun mengiyakan pertanyaan Furi tersebut. Memang hujan yang cukup deras ini pastinya melemahkan fisik kami. Tapi bukan hanya itu penyebabnya, melainkan ulah si Kuntilanak yang terus-terusan wara-wiri. Bahkan, Furi pun menawari salah satu orang di timnya untuk pulang, meskipun dijawab tidak oleh dia.
Furi pun kembali menyusuri jembatan, sambil sesekali melihat ke sisi kanan jembatan. Pada akhirnya, Furi pun memilih berhenti dan minta izin untuk berdialog dengan mereka yang ada di Jembatan Panus itu. Saya pun hanya bisa diam. Ada perasaan penasaran, senang dan takut kala melihat Furi menyentuh sisi jembatan. Kira-kira apa yang mereka bicarakan ya?
Cukup lama Furi memandang ke sisi luar jembatan. Sampai tiba-tiba dia mengajukan pertanyaan yang cukup mengangkat alis saya. "Ada yang tahu gak 27 Januari tahun 1947 itu hari apaan ya?" Tentu saja tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu. Dia pun meminta salah satu timnya untuk mengecek tanggal tersebut.
Cerita Penumpang Ojol Pria jika Dapat Driver Wanita, Pernah Ngalamin Gak?
Furi pun melanjutkan perjalanannya menyusuri jembatan, sambil memperingatkan salah seorang dari timnya untuk tetap waspada, karena sudah semakin lelah. Kami pun sampai di ujung jembatan, Furi lantas mengecek bunga yang telah dia buang di ujung jembatan tersebut. Memang, sudah jadi kebiasaannya kala berkunjung ke tempat yang angker maka dia akan meletakan bunga melati satu atau tiga, yang jelas jumlahnya ganjil.
"Supaya kita pamit dengan yang ada di sekitar sini, untuk kita izin ya mau datang berkunjung, jadi tidak diganggu. So far aman ya," katanya.
Sampai di sini, saya merasa nampaknya situasi "kritis" sudah terlewati. Tapi ternyata, hal itu bukan karena kami tidak lagi diikuti, melainkan ada salah seorang dari tim Furi yang bertugas memasang "pagar" agar mereka yang jahat tidak mendekat. Sayangnya, Furi bukan paranormal sehingga dia pun tidak bisa melakukan hal itu.
Iseng-iseng, Furi pun bertanya pada paranormal tersebut. "Sama gak dengan yang saya lihat?" katanya. "Atau ada sesuatu yang lain, yang mau ditambahin?" kata dia. Paranormal yang bernama Wayan itu pun hanya tertawa dan menjawab "Lanjut saja dulu".
Furi pun tertawa, dia pun menggambarkan situasi yang dia lihat dan alasan kenapa kami daritadi berjalan di sisi kanan jembatan saja. Jadi, di sebelah kiri merupakan central poin of darkness, kondisi ini sangat berbeda dengan sisi yang kami gunakan untuk berjalan. Saya tak bisa membayangkan, bagaimana jika tadi kami berjalan di sisi kiri jembatan ya?