LOGO

Sport

Ada Bunker Akses ke Stasiun di Gedung Juang, Akan Jadi Pusat Budaya

26/03/2019 20:43:48
. Selain bangunannya yang merupakan peninggalan Belanda, di dalam gedung itu ternyata terdapat bunker yang terhubung ke Stasiun Tambun.
  • . Selain bangunannya yang merupakan peninggalan Belanda, di dalam gedung itu ternyata terdapat bunker yang terhubung ke Stasiun Tambun.
Bekasi -Gedung Juang 45 di Tambun, Bekasi menyimpan banyak sejarah. Selain bangunannya yang merupakan peninggalan Belanda, di dalam gedung itu ternyata terdapat bunker yang terhubung ke Stasiun Tambun.

Hal itu diungkapkan oleh Bupati Bekasi Eka Supri Atmaja saat meninjau gedung Juang. Eka mengatakan, bunker itu memiliki ukuran panjang 100 meter.

"(Bunker) dapat mengakses ke stasiun (Tambun). Ini (bunker) akan kita gunakan untuk perpustakaan digital," ujar Eka di Gedung Juang 45 Jalan Sultan Hasanudin, Tambun, Bekasi pada Selasa (26/3/2019).

Eka menyebut pihaknya akan memfungsikan kembali bunker itu sebagai perpusatakaan digital. Renovasi dianggarkan pada tahun 2020.

"Bunker ini akan kita fungsikan kembali, karena ini unik sekali dan hanya ada di Kabupaten Bekasi. Anggaran ini perencanaan di awal 2020," ujar Eka.

Eka berencana menjadikan bangunan bersejarah itu sebagai pusat kebudayaan di Kabupaten Bekasi.

"Ingin sekali Gedung Juang ini menjadi pusat kebudayaan Kabupaten Bekasi. Rencanannya sudah kita anggarkan dan (tahun) 2020 sudah dilaksanakan," lanjut Eka.

Eka mengatakan, pihaknya telah menyiapkan desain untuk pusat kebudayaan tersebut. Di tempat itu, nantinya akan dibangun perpustakan digital hingga tempat wisata kuliner untuk menarik perhatian pengunjung.

"Nanti ada biorama, perpus digital, dan (tempat) kuliner juga," ujar Eka.

Terkait kondisi gedung yang tidak terurus, Eka mengakui bahwa gedung tersebut kurang terawat. Ia berharap, rencananya menjadikan tempat itu sebagai pusat kebudayaan bisa 'menghidupkan' kembali gedung Juang dan melestarikannya.

"Nanti akan kita bersihkan (kotoran). Memang kelelawar ini sudah lama ya. Gedung ini tidak terawat dengan baik. Tapi setelah kita rubah barangkali akan jauh berbeda dan akan lebih baik," katanya.

Dalam kesempatan itu, sahabat Eka sekaligus mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, menyebut Gedung Juang ini merupakan 'barang mahal'. Bangunan sisa zaman kolonial ini dianggap dapat menjadi sarana pendidikan bagi masyarakat.

"Ini barang mahal, tidak bisa ditukar dengan uang. Kemudian, tidak ada daerah yang memiliki ini. Di tempat ini bisa dibangun konten yang bagus untuk pendidikan. Nanti ini menjadi miniatur kebudayaan Bekasi," ujar Dedi.

Dedi juga menyarankan perlunya kerjasama dengan para arkeolog dan teknik sipil khusus bunker untuk merenovasi bunker tersebut.

"Betapa kerennya nanti di museum bunker dibuat museum digital. Biar di tembok ada lukisan-lukisan panorama Bekasi," ujar Dedi.


(mea/mea)
Berita selanjutnya