LOGO

Sport

Kisah Wilda sang Masinis MRT Perempuan

30/03/2019 14:32:04
Wilda Israita bangga menjadi masinis MRT Bagaimana kisahnya Simak di sini
  • Wilda Israita bangga menjadi masinis MRT Bagaimana kisahnya Simak di sini

JAKARTA – Perempuan identik dengan pekerjaan rumah tangga dan perkantoran. Namun, tidak dengan Wilda Israita. Gadis 24 tahun ini memilih menjadi seorang masinis kereta Moda Raya Terpadu (MRT). Dia mengemudikan kereta bawah tanah pertama di Indonesia yang ada di Jakarta.

Saat ditemui Okezone di Stasiun MRT Bundaran HI Jakarta, Jumat 29 Maret kemarin, anak kedua dari tiga bersaudara itu elegan dengan seragam masinis lengkap dengan topi.

Ia mengisahkan ketertarikannya dengan dunia perkeretaapian. Wilda menghabiskan waktu empat tahun belajar di Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), Bekasi, Jawa Barat.

Setelah lulus dari STTD pada 2017, ia bekerja di Dinas Pekerjaan Umum Kota Bekasi selama enam bulan. Wilda kemudian mendapat kabar ada lowongan kerja masinis MRT Jakarta.

Dia langsung mendaftarkan diri ke PT MRT Jakarta pada Maret 2018 lalu mengkuti serangkaian test.

"Administrasi dulu yang pertama, psikotes, ketiga ada wawancara. Wawancara dengan HRD dan user. Terakhir itu ada kesehatan. Jadi untuk tahapan seleksi sangat banyak dan ketat," kata Wilda.

Akhirnya Wilda lulus dan diterima menjadi masinis wanita MRT. Ia langsung mengikuti pendidikan di Akademi Perkeretaapian Indonesia di Madiun, Jawa Timur, selama satu setengah bulan.

Kemudian terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Rapid Rail Academy milik Prasarana Malaysia.

Perusahaan mengharuskan masinisnya belajar ke Malaysia lantaran MRT di Indonesia mirip dengan di Negeri Jiran, yakni pada mode pengoperasian semi otomatis.

Setelah dinyatakan lulus pendidikan, Wilda mendapat sertifikat dari Kementerian Perhubungan. Dia dinyakatan layak mengemudikan ‘ular besi’ bawah tanah alias MRT.

"Jadi masinis dan membawa kereta sendiri itu harus memiliki smart card, buku kecakapan masinis. Kita emang layak menjadi seorang masinis MRT," ujarnya.

Wilda bangga menjadi masinis MRT. Orangtuanya pun demikian. "Mereka pun merasa bersyukur dan bangga," kata Wilda.

Wilda satu dari sembilan masinis MRT perempuan. Ia mengaku bisa bekerjasama baik dengan para masinis laki-laki. "Tunjukkan yang terbaik apa yang bisa kita lakukan. Itu sesuai prosedur tanpa ada perbedaan gender dan segala macam," ujarnya.

Zaman sekarang perbedaan gender bukan salah satu masalah lagi dalam dunia kerja, terlebih untuk sekelas transportasi modern seperti MRT.

"Saya sendiri pribadi tidak mempermasalahkan adanya masinis wanita. Yang terpenting yaitu tanggung jawab di pekerjaan seperti itu,” kata Yori Mulia Alriana (24), masinis MRT pria rekan seprofesi Wilda.

Lelaki asal Madiun, Jawa Timur itu menilai masinis perempuan bisa menjadi mitra yang baik pria.

(sal)

Berita selanjutnya