- Bagi penggemar film Fast and the Furious: Tokyo Drift pasti tidak asing dengan salah satu tipe mobil yang ditunggangi oleh Han, yakni Nissan Silvia S15.
09/04/2019 21:08:17

Balikpapan - Bagi penggemar film Fast and the Furious: Tokyo Drift pasti tidak asing dengan salah satu tipe mobil yang ditunggangi oleh Han, yakni Nissan Silvia S15 yang dijuluki Mona Lisa.
Mobil yang diperuntukkan untuk ngedrift tersebut menjadi panggilan bagi King Tunner Indonesia Automodified 2019 seri Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ia adalah Rahman, pria asal Samarinda yang berasal dari komunitas Connection ini bercerita ingin memiliki mobil harian sekaligus cocok untuk dipakai ngepot saat memenuhi hasrat hobinya. Kemudian ia jatuh hati dengan Nissan Silvia S15 lansiran 2002 ini.
"Saya membelinya tahun 2015, dulu saya ikuti film Tokyo Drift, saya juluki Mona," buka Rahman kepada detikcom di sela-sela acara Indonesia Automodified MBTech 2019 seri Balikpapan, Kalimantan Timur.
Jawara King Tunner IAM seri Balikpapan tahun lalu ini kembali turun namun dengan sentuhan baru, yakni kelir tiga warna dengan menggunakan teknik wraping sticker. "Abu-abu rokok itu untuk mengikuti pelek, orange mengikuti roll bar, untuk warna putih untuk warna netral aja," ungkap Rahman.
Nissan Silvia S15 Foto: Ridwan Arifin
Pun dari segi eksterior memang terlihat lebih gemuk dibandingkan versi aslinya, yakni menggunakan Rocket Bunny Body Kit dengan menggunakan bahan carbon.
Namun untuk nge-drift, tentu tidak cukup bermodalkan tampang cantik. Mesin SR20DET yang didapat sudah dilengkapi turbocharger pun jadi bahan oprekannya. Misalnya menambah part daya gedor seperti Turbo Kit merk HKS GT II 7460 dan meracik beberapa komponen aftermarket lansiran Tomei.
Mesin Nissan Silvia S15 Foto: Ridwan Arifin
"Yang tidak berubah cuma bentuk mobil, kerangka, chassis, sama bentuk dan blok mesin, yang lain-lain sudah ganti semua," ujar Rahman.
Rahman menyebut cukup menghabiskan banyak biaya untuk bisa nyetel untuk mewujudkan mobil andalannya ini. Bahkan untuk mendapatkan suku cadang, ia tidak sembarang beli tapi memesan langsung dari Jepang."Takut jebol," ujar Rahman.
Interior mobil Foto: Ridwan Arifin
Tak kelar sampai situ, kaki-kaki pun dirombak ulang agar bisa mumpuni saat diajak menari. Interior tidak dibiarkan standar. Semua bagian, mulai dari dasbor, door trim, jok dimodifikasi menjadi gaya racing. Untuk memodifikasinya ternyata tidak memakan waktu hingga bertahun-tahun.
"Sebenarnya untuk jadi dengan semua barang ada itu tiga bulan paling lama, kalau untuk pemasangan paling sebulan," jelas Rahman. (riar/ddn)
Mobil yang diperuntukkan untuk ngedrift tersebut menjadi panggilan bagi King Tunner Indonesia Automodified 2019 seri Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ia adalah Rahman, pria asal Samarinda yang berasal dari komunitas Connection ini bercerita ingin memiliki mobil harian sekaligus cocok untuk dipakai ngepot saat memenuhi hasrat hobinya. Kemudian ia jatuh hati dengan Nissan Silvia S15 lansiran 2002 ini.
"Saya membelinya tahun 2015, dulu saya ikuti film Tokyo Drift, saya juluki Mona," buka Rahman kepada detikcom di sela-sela acara Indonesia Automodified MBTech 2019 seri Balikpapan, Kalimantan Timur.
Jawara King Tunner IAM seri Balikpapan tahun lalu ini kembali turun namun dengan sentuhan baru, yakni kelir tiga warna dengan menggunakan teknik wraping sticker. "Abu-abu rokok itu untuk mengikuti pelek, orange mengikuti roll bar, untuk warna putih untuk warna netral aja," ungkap Rahman.

Pun dari segi eksterior memang terlihat lebih gemuk dibandingkan versi aslinya, yakni menggunakan Rocket Bunny Body Kit dengan menggunakan bahan carbon.
Namun untuk nge-drift, tentu tidak cukup bermodalkan tampang cantik. Mesin SR20DET yang didapat sudah dilengkapi turbocharger pun jadi bahan oprekannya. Misalnya menambah part daya gedor seperti Turbo Kit merk HKS GT II 7460 dan meracik beberapa komponen aftermarket lansiran Tomei.

"Yang tidak berubah cuma bentuk mobil, kerangka, chassis, sama bentuk dan blok mesin, yang lain-lain sudah ganti semua," ujar Rahman.
Rahman menyebut cukup menghabiskan banyak biaya untuk bisa nyetel untuk mewujudkan mobil andalannya ini. Bahkan untuk mendapatkan suku cadang, ia tidak sembarang beli tapi memesan langsung dari Jepang."Takut jebol," ujar Rahman.

Tak kelar sampai situ, kaki-kaki pun dirombak ulang agar bisa mumpuni saat diajak menari. Interior tidak dibiarkan standar. Semua bagian, mulai dari dasbor, door trim, jok dimodifikasi menjadi gaya racing. Untuk memodifikasinya ternyata tidak memakan waktu hingga bertahun-tahun.
"Sebenarnya untuk jadi dengan semua barang ada itu tiga bulan paling lama, kalau untuk pemasangan paling sebulan," jelas Rahman. (riar/ddn)