- "Kebetulan rumah murah, rumah sederhana saya sendiri sudah melaksanakan di Sentul untuk 4.000 rumah"
11/04/2019 21:11:20

Jakarta - Putra Presiden ke-2 Soeharto, Tommy Soeharto mengaku sudah terjun ke bisnis rumah murah. Tommy mengaku, punya proyek rumah murah di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dia mengatakan, saat ini membangun 4.000 unit rumah di Sentul. Rumah yang dibangun merupakan tipe 36, di mana luas bangunannya 36 m2 dan tanah 60 m2.
"Kebetulan rumah murah, rumah sederhana saya sendiri sudah melaksanakan di Sentul untuk 4.000 rumah," katanya di Crown Plaza Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Tommy sendiri berniat mengembangkan bisnis rumah murah. Hari ini, perusahaanya PT Berkarya Makmur Sejahtera meneken nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan perusahaan asal Dubai Bin Zayed Group.
Bin Zayed menyiapkan dana US$ 3 miliar hingga US$ 5 miliar untuk beberapa proyek, dari rumah murah hingga pembangkit listrik energi terbarukan. Khusus rumah murah, rencana yang akan dibangun ialah 500 ribu hingga 1 juta unit.
Lebih lanjut, Tommy ingin, proyek rumah murahnya di Sentul sebagai percontohan.
"Itu mungkin salah satu proyek percontohan untuk proyek awal untuk dikembangkan bersama Bin Zayed. Sehingga mereka lebih familiar mengembangkan proyek rumah Indonesia," ujarnya.
Menurut Tommy, Bin Zayed perlu belajar mengembangkan rumah di Indonesia. Pasalnya, skema pengembangan rumah murah di Tanah Air akan berbeda dengan negara lain.
"Di Sentul, itu sebetulnya sudah jalan tanpa Bin Zayed sudah jalan, tapi mereka kan perlu pelajaran bagaimana skema di sini. Karena mereka masuk India, Pakistan, Afrika tentunya pola kerja samanya berbeda," tuturnya.
Selain rumah murah, Tommy dan pengusaha Dubai akan menggarap pembangkit tenaga listrik. Tommy mengatakan, khusus untuk pembangkit akan dikaji dari berbagai sumber energi terbarukan. Tommy ingin mengembangkan energi terbarukan karena tak ingin Indonesia bergantung energi fosil.
"Proyek lainnya, renewable energy atau energi terbarukan dijajaki juga, geothermal, solar panel, wind turbin, hydropower atau PLTA itu juga kami jajaki untuk gimana untuk invest lebih banyak lagi. Sehingga, Indonesia tidak tergantung kepada energi fosil atau energi BBM," paparnya.
(dna/dna)
Dia mengatakan, saat ini membangun 4.000 unit rumah di Sentul. Rumah yang dibangun merupakan tipe 36, di mana luas bangunannya 36 m2 dan tanah 60 m2.
"Kebetulan rumah murah, rumah sederhana saya sendiri sudah melaksanakan di Sentul untuk 4.000 rumah," katanya di Crown Plaza Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Tommy sendiri berniat mengembangkan bisnis rumah murah. Hari ini, perusahaanya PT Berkarya Makmur Sejahtera meneken nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan perusahaan asal Dubai Bin Zayed Group.
Bin Zayed menyiapkan dana US$ 3 miliar hingga US$ 5 miliar untuk beberapa proyek, dari rumah murah hingga pembangkit listrik energi terbarukan. Khusus rumah murah, rencana yang akan dibangun ialah 500 ribu hingga 1 juta unit.
Lebih lanjut, Tommy ingin, proyek rumah murahnya di Sentul sebagai percontohan.
"Itu mungkin salah satu proyek percontohan untuk proyek awal untuk dikembangkan bersama Bin Zayed. Sehingga mereka lebih familiar mengembangkan proyek rumah Indonesia," ujarnya.
Menurut Tommy, Bin Zayed perlu belajar mengembangkan rumah di Indonesia. Pasalnya, skema pengembangan rumah murah di Tanah Air akan berbeda dengan negara lain.
"Di Sentul, itu sebetulnya sudah jalan tanpa Bin Zayed sudah jalan, tapi mereka kan perlu pelajaran bagaimana skema di sini. Karena mereka masuk India, Pakistan, Afrika tentunya pola kerja samanya berbeda," tuturnya.
Selain rumah murah, Tommy dan pengusaha Dubai akan menggarap pembangkit tenaga listrik. Tommy mengatakan, khusus untuk pembangkit akan dikaji dari berbagai sumber energi terbarukan. Tommy ingin mengembangkan energi terbarukan karena tak ingin Indonesia bergantung energi fosil.
"Proyek lainnya, renewable energy atau energi terbarukan dijajaki juga, geothermal, solar panel, wind turbin, hydropower atau PLTA itu juga kami jajaki untuk gimana untuk invest lebih banyak lagi. Sehingga, Indonesia tidak tergantung kepada energi fosil atau energi BBM," paparnya.
(dna/dna)