LOGO

News

Berita Populer: Avanza Rally, Nasib Mobil Listrik saat Byar Pet

06/08/2019 07:44:11
Berita populer otomotif mulai dari Avanza bergaya rally sampai nasib mobil listrik saat listrik byar pet terus.
  • Berita populer otomotif mulai dari Avanza bergaya rally sampai nasib mobil listrik saat listrik byar pet terus.
Jakarta - Modifikasi sebuah mobil idaman sah-sah saja dilakukan sesuai selera. Mobil yang dimodifikasi pun bisa dibikin menjadi bentuk apa pun asal tetap memperhatikan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan berkendara.

Salah satu modifikasi unik adalah ketika sebuah Avanza diubah jadi ala mobil rally. Niko salah satu member club Ground asal Medan ingin tampil beda saat menunggangi Avanza Veloz lansiran tahun 2013 miliknya.

Dalam gelaran IAM MBtech 2019 di Medan International Convention Center (MICC), Medan, Sumatera Utara, Avanza bergaya rally itu terlihat pamer ketampanan. Biaya modifikasinya tembus puluhan juta.

Berita soal Avanza Rally menjadi berita populer otomotif pada Senin (5/8/2019). Selain soal Avanza Rally, berita populer lainnya termasuk keluhan Valentino Rossi terhadap motor balapnya, modifikasi Toyota Innova hingga nasib mobil listrik saat listrik byar pet terus. Berikut ulasannya.(rgr/ddn)

Modifikasi Avanza Rally

Foto: Ridwan Arifin Foto: Ridwan Arifin

Menurut Niko empunya Avanza Rally, mobil ini dimodifikasi ala racing look. Perubahannya ada di bagian mesin, interior, dan eksteriornya.

Pria asal Medan ini mengaku memfokuskan mobilnya ini pada gaya balap agar tampilan Avanza miliknya semakin segar dilihat tak usang dimakan waktu.

"Memang ini mobil sudah menemani saya dari zaman kuliah," kata Niko.

Meski sepintas terlihat simpel, sebetulnya ubahan di mobil ini cukup banyak.Bukan cuma eksterior, mesin Toyota Avanza ini juga dilengkapi beberapa part untuk mendorong performa.

Paling santer terlihat gaya racing pada mobilnya terlihat pada warna dengan wrapping camo, kesan balap juga terlihat dengan penggunaan lampu buta.

Menengok bagian dalam mobil, Niko menjelaskan beberapa ubahan yang disematkan seperti penggunaan sparco set (hand brake, manual pedal, dan persneling). Tak hanya itu bangku baris kedua dan ketiga pun dilepas, Niko menyematkan roll cage serta tabung Nitrous Oxyde System.

Sentuhan lain pada interior yang kini menggunakan jok yang sudah dilengkapi pelapis produk aftermarket, sistem hiburan baru Pioneer yang menghadirkan kualitas suara terbaik lewat subwoofer bass Venom Turbo.

Soal waktu, Niko tidak mengungkapkan berapa lama waktu yang dihabiskan, sebab dirinya mencicil sedikit demi sedikit. Untuk biaya ia mengaku habis hingga Rp 70 juta. Niko tak berharap menjadi jawara, sebab dengan adanya kontes modifikasi ini cukup baik sebagai wadah kreativitas modifikator.

"Sekedar meramaikan saja, masih banyak yang lebih di sebelah sana," ujar pria ramah ini.

(rgr/ddn)

Motor Rossi Terlalu Sensitif

Foto: Petr David Josek/AP Photo Foto: Petr David Josek/AP Photo

Berhasil menyelesaikan balapan lebih baik dibandingkan para pebalap Yamaha lainnya tak membuat Valentino Rossi merasa puas. Rossi yang berhasil finish di tempat keenam tercatat lebih baik daripada Maverick Vinales, Fabio Quartararo, dan juga Franco Morbidelli.

Quartararo mengakhiri balapan di Sirkuit Brno persis di belakang Rossi, sementara Vinales di posisi ke-10, dan Morbidelli justru tak bisa menyelesaikan balapan. Menurutnya, Yamaha YZR-M1 masih dihantui masalah kecepatan dan juga akselerasi.

"Jika Anda terlalu pelan saat di trek lurus, sulit untuk menyusul para pebalap di depan apalagi ketika mengerem. Itu semakin membuat sulit membalapnya, saya menyadari ini ketika berusaha membalap Pol Espargaro," tutur Rossi dikutip GPOne, Senin (5/8/2019).

Rossi juga menyebut motor Yamaha tunggangannya tak bisa konsisten di setiap balapan. Dengan begitu para pebalap juga harus terus menyesuaikan dengan kondisinya.

"Motor kami sangat sensitif ketika kondisi berganti-ganti. Jika kami menemukan setelan yang pas, kami bisa cepat. Tapi jika ada sesuatu yang berubah seperti suhu atau itu hujan, kami bakal menderita," sebut Rossi.

"Saat menjalani sesi pemanasan di Brno performa motor sangat buruk, tapi karena beberapa faktor saya bisa kompetitif di balapan. Saya memulai balapan dari baris ketiga dimana hal itu tak terlalu buruk dan memungkinkan untuk mengejar para pebalap di depan meskipun mereka melaju lebih kencang," tambah pria berjuluk 'The Doctor' itu.

(rgr/ddn)

Innova Canggih Menolak Tua

Foto: Ridwan Arifin/detikOto Foto: Ridwan Arifin/detikOto

Dedi Hendra Tarigan dari bengkel Garage 607 merasa kurang puas dengan Innova standar. Menyabet gelar King Players IAM MBTech Medan 2019, kemenangan pria lulusan teknik ini berkat fitur berbalut teknologi pada Innova lansiran tahun 2006 miliknya.

Memang sekilas tampak dari luar tidak ada yang spesial dari mobil ini, Dedi mengakui hal tersebut. Namun saat berbincang, pria berumur 35 tahun ini mengeluarkan handphone dengan menunjukkan aplikasi android yang sudah terinstal sistem kontrol.

"Semua operasi elektronik yang ada di mobil bisa diaplikasikan dengan smartphone Android, bisa dikendalikan dari mana pun, karena kita tidak menggunakan bluetooth tapi menggunakan (hotspot) wifi," ujar Dedi kepada detikcom sambil memeragakannya di depan mata.

Saat dicoba ada jarak sekitar 10 sampai 15 meter, ia mencontohkan beberapa fitur tersebut. "Saat ini masih terjadi delay, jadi agak lama prosesnya karena jaringan kita belum 5G, namun kalau pakai bluetooth bisa lebih cepat, cuma jaraknya terbatas," katanya.

Saat ini dengan hanya sekali pencet tombol, bisa membuka moonroof, bagasi, kap mesin, serta menghidupkan mesin. Uniknya lagi transmisi matic dipindah ke bagian setir, pun di tempat semua pengontrol lainnya seperti AC.

Tak hanya sistem Android, mobil yang dimodifikasinya dapat dihidupkan dengan menggunakan sidik jari. "Sekarang menghidupkan mobil bisa menggunakan finger print, jadi hanya jari yang terdaftar saja bisa menghidupkan mobilnya," kata Dedi.

Dedi mengatakan ia bersama timnya menggunakan salah satu komponen yang menjadi pusat data perintah. "Arduino, seperangkat elektronik yang kita program," kata Dedi.

Memang untuk turun ke kontes modifikasi juga perlu menambah estetika, namun ia mengatakan tidak terlalu banyak ubahan yang dilakukan.

"Total bisa dibilang semua sektor sudah dirubah, dari eksterior sudah kita upgrade jadi 2015 luxury, lalu lampu-lampu sudah pakai aftermarket, pelek pakai ring 19, air lift dua titik," kata Dedi

"Kalau bagian dalam, Innova sudah full hitam, dilapis MBtech Superior, audio pakai 3W Gramond, stir punya VRZ, pasang moonroof juga, head unit menggunakan samsung tablet," kata Dedi.

Biaya yang dihabiskan, Dedi menyebut dapat membeli satu unit Innova Reborn. Angka yang keluar sudah termasuk biaya riset saat pengembangan mobil.

"Biaya riset yang mahal bang, banyak barang yang tidak terpakai usai dicoba saat pengetesan, supaya ke depan bangun bangun mobil orang lain tidak ada lagi problem," ujar Dedi.

Waduh canggih betul ya, Innova yang dijuluki Menolak Tua ini, gimana menurut detikers?

(rgr/ddn)

Listrik Byar Pet, Bagaimana Kalau Ada Mobil Listrik?

Foto: Dadan Kuswaraharja Foto: Dadan Kuswaraharja

Pemerintah tengah menggodok aturan mobil listrik dan kabarnya akan segera dirilis. Tapi dengan padam listrik massal seperti yang terjadi sepanjang Minggu kemarin yang berulang sampai Senin dini hari, bagaimana nasib mobil listrik ya?

Hal itu yang menjadi pertanyaan Frangky, yang ditemui di sela-sela Yaris Beats Corner di AEON Mall, BSD, Tangerang. "Nggak kebayang saya kalau nanti banyak mobil listrik sementara listriknya saja kurang begini," ujarnya sambil memperlihatkan berita seputar padamnya listrik di aplikasi detikcom di telepon genggam miliknya.

"Bisa parkir berjamaah di tol juga kali ya," ujar Vicky, detikers lain yang ditemui di tempat yang sama.

Seperti diketahui, siang kemarin terjadi mati listrik di sejumlah wilayah Pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Banten. Padamnya listrik disebabkan gangguan pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran- Pemalang.

Butuh waktu yang lama bagi PLN untuk memperbaiki situasi supaya kembali normal. Beberapa wilayah ada tidak mendapat listrik hingga lebih dari 12 jam.

Sementara wilayah yang sudah sempat teraliri listrik pun sempat kembali mengalami pemadaman. Imbasnya, layanan seluler, perbankan, hingga transportasi umum mengalami gangguan.

Mobil listrik di satu sisi memang membutuhkan listrik untuk beroperasi, namun kalau baterainya sudah penuh, mobil listrik bisa menjadi genset yang berguna untuk menyalakan perangkat listrik di rumah.

Hal ini sudah terbukti saat Jepang dilanda gempa dahsyat yang mematikan operasional pembangkit nuklir mereka. Mobil-mobil listrik membantu menyediakan listrik selama berbulan-bulan.

(rgr/ddn)

Listrik Padam Tak Pengaruhi Laju Mobil Listrik Masuk RI

Foto: Toyota Foto: Toyota

Padam listrik yang meliputi sebagian besar Pulau Jawa menimbulkan tanda tanya terhadap kesiapan mengaspalnya mobil listrik di Indonesia. Dapat dibayangkan kelumpuhan mobilitas yang terjadi apabila masalah seperti ini terjadi lagi saat mobil listrik semakin ramai.

Kemenperin sebagai salah satu pihak yang menggodok regulasi mobil listrik melihat masalah ini tidak berpengaruh sama sekali. Hal itu dikarenakan kendaraan bertenaga listrik tersedia dalam berbagai jenis mulai sari hybrid, plug in sampai full EV.

"(Dampak padam listrik pada elektrifikasi?) Saya ngga bila gitu lho. jadi kalau mobil listrik kalau pengertian awam itu battery electric vehicle, nah buat kita hev, dari hybrid, plug in, battery sampai fuel cell," kata Direktur Jenderal Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika saat ditemui di Gedung Kemenperin, Senin (5/8/2019).

Ia menambahkan dengan kondisi saat ini Indonesia sudah siap menyerap elektrifikasi.

"Kayak di kami infrastruktur kan ke pengguna jadi bicara infrastruktur hanya charging station. Kalau itu buat kami anggapannya sudah mapan," imbuhnya.

Sampai saat ini belum ada kepastian siapa yang bertanggungjawab menyediakan charging station. Beberapa pemegang merek sendiri mengaku bahwa ini bukan bagian tugas mereka. Sementara itu pemerintah merasa tak sanggup menyediakan fasilitas pengisian daya listriknya sendiri.

"Karena banyak di negara lain kan mereka spend banyak uang untuk itu (charging station) bayangkan Indonesia segini besar kalau bangun infrastruktur charging di mana-mana," tutur Harjanto.

Oleh karena itu ia mengatakan ketersediaan charging station merupakan tanggung jawab pemerintah dan swasta. Pemerintah sendiri berkontribusi dalam memberi insentif.

"Ya (tanggung jawab) pemerintah, swasta juga dua belah pihak lah. Kita kan memberi insentif. Melalui perpres kan ada payung hukum untuk mendorong atau merangsang industri untuk bangun charging station," tutup Harjanto.

(rgr/ddn)
Berita selanjutnya