- Alasan TransJakarta tidak memilih bus listrik dari Mercedes-Benz, Volvo, Scania terungkap.
12/09/2019 19:52:10

Jakarta - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) Agung Wicaksono mengatakan alasan dibalik pemilihan merek bus listrik China sebagai mitra pengembangan bus listrik di Indonesia. Untuk diketahui, TransJakarta menggunakan bus listrik asal China, BYD, untuk uji coba di jalanan Jakarta.
"Kita oke saja (menggunakan bus listrik China-Red). Tapi saya katakan, isunya bukan soal Chinanya. Tapi soal kualitasnya," kata Agung, di acara Regional Workshop Soot-Free Urban Bus Fleet in Asia, di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
BYD sendiri sudah memiliki nama besar di negara asalnya. Merek ini juga sudah dikirim ke berbagai negara dan klaimnya, bus listrik BYD sudah dikirim ke Amerika Serikat dan menjadi angkutan umum di Los Angeles.
Selain BYD, TransJakarta juga sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa merek asal China lainnya seperti Skywell, ZTE, Zhong Thong Bus, Ashok Leyland, Sunwin, Wineway, dan Kinglong.
Foto: Grandyos Zafna
Agung sendiri mengatakan pihaknya terbuka terhadap perusahaan manapun yang menawarkan kerja sama. Tapi mengapa akhirnya tawaran kerja sama didominasi oleh merek China? Sebabnya karena bus-bus listrik China didesain sesuai dengan iklim negara tropis.
"Mungkin ada yang tanya? Kok TransJakarta nggak ambil merek internasional lain yang sudah ada di sini kayak Mercedes-Benz, Volvo, Scania? Saya bilang, saya open asalkan ready untuk pasar tropis. Dan sekarang kita lihat belum ada pabrikan bus listrik Eropa yang sudah masuk di pasar negara tropis," tegas Agung.
Simak Video "Siap-siap Tilang Elektronik Berlaku di Busway"
(lua/ddn)
"Kita oke saja (menggunakan bus listrik China-Red). Tapi saya katakan, isunya bukan soal Chinanya. Tapi soal kualitasnya," kata Agung, di acara Regional Workshop Soot-Free Urban Bus Fleet in Asia, di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Selain BYD, TransJakarta juga sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa merek asal China lainnya seperti Skywell, ZTE, Zhong Thong Bus, Ashok Leyland, Sunwin, Wineway, dan Kinglong.

Agung sendiri mengatakan pihaknya terbuka terhadap perusahaan manapun yang menawarkan kerja sama. Tapi mengapa akhirnya tawaran kerja sama didominasi oleh merek China? Sebabnya karena bus-bus listrik China didesain sesuai dengan iklim negara tropis.
"Mungkin ada yang tanya? Kok TransJakarta nggak ambil merek internasional lain yang sudah ada di sini kayak Mercedes-Benz, Volvo, Scania? Saya bilang, saya open asalkan ready untuk pasar tropis. Dan sekarang kita lihat belum ada pabrikan bus listrik Eropa yang sudah masuk di pasar negara tropis," tegas Agung.
Simak Video "Siap-siap Tilang Elektronik Berlaku di Busway"
(lua/ddn)