- Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Banten viral dengan fenomena Negeri di Atas Awan. Selain pemandangannya yang indah, warganya anti tembak harga.
26/09/2019 08:45:48

Lebak - Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Banten viral dengan fenomena Negeri di Atas Awan. Selain pemandangannya yang indah, warganya anti tembak harga.
"Tidak ada tembak harga di sini, tidak ada," tegas Narta yang biasa disapa Jaro Atok sebagai Kepala Desa Citorek Kidul, Lebak, Banten kepada detikcom, Rabu (25/9/2019) kemarin.
BACA JUGA: Negeri di Atas Awan yang Viral, Konon Tak Pernah Dijajah Belanda
Jaro Atok sebagai pengelola dan penanggung jawab wisata di Gunung Luhur menjelaskan, sejak 8 bulan silam dibangun sebagai destinasi wisata, warga desanya dilibatkan sebagai pelaku usaha. Ada yang membuka warung, menawarkan jasa ojek dan menyewakan saung alias home stay.
Persoalan harga di Gunung Luhur pun menjadi perhatian khusus. harga-harga makanan dan minuman di sana tidak mahal!
Warung-warung makan di Gunung Luhur dengan bagian atasnya adalah home stay (Afif Farhan/detikcom)
"Misal di desa harga secangkir kopi itu Rp 2 ribu. Nah di sini, karena posisinya di atas gunung maka dinaikkan seribu-dua ribu sajalah. Wajar kan?" terang Jaro Atok.
Untuk ojek pun ditarifkan dengan harga seikhlasnya. Ada tempat parkir di bawah gunungnya yang berlokasi sekitar 200-300 meter dengan medan terjal. Kadang, mobil tidak bisa menanjak sehingga pakai jasa ojek.
"Nah, harganya seikhlasnya saja alias sukarela. Dikasih Alhamdulillah, tidak dikasih juga tidak apa-apa," tutur Jaro Atok.
Tempat parkiran mobil (Afif Farhan/detikcom)
Menurut Jaro Atok, hal tersebut dilakukannya dengan persetujuan warga Desa Citorek Kidul. Harga yang tidak melambung tinggi, tentu akan membuat wisatawan makin nyaman, betah dan mau lagi kembali ke Gunung Luhur.
"Kita tidak mau aji mumpung, mentang-mentang tempat wisata baru terus harga di sini jadi mahal. Dapat kecil asal lama-lama menjadi bukit, itu Alhamdulillah," paparnya.
"Kalau harga di sini tidak jauh dari harga normal, pasti wisatawan akan nyaman dan betah," tambah Jaro Atok.
Wisatawan di Gunung Luhur (Afif Farhan/detikcom)
BACA JUGA: Kumpulan Negeri di Atas Awan Kebanggaan Indonesia
Kalau ada kasus pemalakan dan pedagang yang menaikkan harga, Jaro Atok akan turun tangan langsung. Dia akan menyelesaikan masalah dan memastikan, oknum-oknum yang melakukan hal seperti itu bukanlah warga asli Desa Citorek Kidul.
"Saya berani jamin, kalau ada yang seperti itu berarti bukan warga sini. Kalau ada yang dipalak atau pedagang yang kasih harga tinggi, bilang saja langsung ke warga sini. Kami akan langsung selesaikan supaya tidak ada lagi," ungkapnya.
Sekadar informasi soal harga di Gunung Luhur, tiket masuk ke atas bukit untuk melihat panorama Negeri di Atas Awan adalah sebesar Rp 5 ribu. Parkir mobil dan motor yang bermalam, masing-masing Rp 10 ribu dan 5 ribu.
Penyewaan tenda di Gunung Luhur (Afif Farhan/detikcom)
Terdapat sekitar belasan home stay di sana yang harganya berkisar Rp 200-300 ribu per malam. Ada juga penginapan berupa tenda yang muat 2 orang, dengan biaya Rp 80 ribu per malam.
"Kita mau harga di sini terjangkau dan bersahabat," tutup Jaro Atok.
Simak Video "Viral di Medsos, Pengunjung Gunung Luhur Langsung Membeludak"
(aff/krs)
"Tidak ada tembak harga di sini, tidak ada," tegas Narta yang biasa disapa Jaro Atok sebagai Kepala Desa Citorek Kidul, Lebak, Banten kepada detikcom, Rabu (25/9/2019) kemarin.
BACA JUGA: Negeri di Atas Awan yang Viral, Konon Tak Pernah Dijajah Belanda
Jaro Atok sebagai pengelola dan penanggung jawab wisata di Gunung Luhur menjelaskan, sejak 8 bulan silam dibangun sebagai destinasi wisata, warga desanya dilibatkan sebagai pelaku usaha. Ada yang membuka warung, menawarkan jasa ojek dan menyewakan saung alias home stay.
Persoalan harga di Gunung Luhur pun menjadi perhatian khusus. harga-harga makanan dan minuman di sana tidak mahal!

"Misal di desa harga secangkir kopi itu Rp 2 ribu. Nah di sini, karena posisinya di atas gunung maka dinaikkan seribu-dua ribu sajalah. Wajar kan?" terang Jaro Atok.
Untuk ojek pun ditarifkan dengan harga seikhlasnya. Ada tempat parkir di bawah gunungnya yang berlokasi sekitar 200-300 meter dengan medan terjal. Kadang, mobil tidak bisa menanjak sehingga pakai jasa ojek.
"Nah, harganya seikhlasnya saja alias sukarela. Dikasih Alhamdulillah, tidak dikasih juga tidak apa-apa," tutur Jaro Atok.

Menurut Jaro Atok, hal tersebut dilakukannya dengan persetujuan warga Desa Citorek Kidul. Harga yang tidak melambung tinggi, tentu akan membuat wisatawan makin nyaman, betah dan mau lagi kembali ke Gunung Luhur.
"Kita tidak mau aji mumpung, mentang-mentang tempat wisata baru terus harga di sini jadi mahal. Dapat kecil asal lama-lama menjadi bukit, itu Alhamdulillah," paparnya.
"Kalau harga di sini tidak jauh dari harga normal, pasti wisatawan akan nyaman dan betah," tambah Jaro Atok.

BACA JUGA: Kumpulan Negeri di Atas Awan Kebanggaan Indonesia
Kalau ada kasus pemalakan dan pedagang yang menaikkan harga, Jaro Atok akan turun tangan langsung. Dia akan menyelesaikan masalah dan memastikan, oknum-oknum yang melakukan hal seperti itu bukanlah warga asli Desa Citorek Kidul.
"Saya berani jamin, kalau ada yang seperti itu berarti bukan warga sini. Kalau ada yang dipalak atau pedagang yang kasih harga tinggi, bilang saja langsung ke warga sini. Kami akan langsung selesaikan supaya tidak ada lagi," ungkapnya.
Sekadar informasi soal harga di Gunung Luhur, tiket masuk ke atas bukit untuk melihat panorama Negeri di Atas Awan adalah sebesar Rp 5 ribu. Parkir mobil dan motor yang bermalam, masing-masing Rp 10 ribu dan 5 ribu.

Terdapat sekitar belasan home stay di sana yang harganya berkisar Rp 200-300 ribu per malam. Ada juga penginapan berupa tenda yang muat 2 orang, dengan biaya Rp 80 ribu per malam.
"Kita mau harga di sini terjangkau dan bersahabat," tutup Jaro Atok.
Simak Video "Viral di Medsos, Pengunjung Gunung Luhur Langsung Membeludak"
(aff/krs)