LOGO

Sport

Melihat Sekolah Khusus Beruk di Kota Pariaman

02/10/2019 02:00:34
Satu-satunya sekolah yang muridnya adalah beruk (Macacus nemestrinus) ada di Sumatera Barat, tepatnya Desa Apar, Kecamatan Pariaman Timur Kota Pariaman.
  • Satu-satunya sekolah yang muridnya adalah beruk (Macacus nemestrinus) ada di Sumatera Barat, tepatnya Desa Apar, Kecamatan Pariaman Timur Kota Pariaman.

Liputan6.com, Sumatera Barat Pernah dengar beruk masuk sekolah? Di Kota Pariaman, tepatnya Desa Apar, Kecamatan Pariaman Timur, Provinsi Sumatera Barat, ada sekolah khusus beruk bernama Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB).

Di sekolah itu, primata bernama latin Macacus nemestrinus ditempa. Beruk jebolan STIB diklaim akan jadi beruk yang bermanfaat terutama untuk memetik buah kelapa.

Pembelajaran di STIB mengikuti enam kurikulum khusus. Proses belajar mengajarnya berlangsung selama beberapa bulan. Waktu utama pembelajaran di STIB yakni pagi dan sore. Prosesnya berlangsung setiap hari.

Selama tiga bulan awal, monyet mengikuti pembelajaran mencakup pengenalan diri. Ini masih pada tahap diberi makan dan dimandikan.

Dua bulan selanjutnya, akan mengikuti tahapan yang disebut karambiah pancang. Beruk diperkenalkan dengan buah kelapa yang telah pada dipancang pada media berupa kayu.

Ada pula pembelajaran karambiah sompong. Tahapan ini berupa memutar-mutar buah kelapa yang dipancang dengan kayu dalam jangka waktu satu bulan belajar.

Pembelajaran selanjutnya berlangsung selama dua bulan, disebut karambiah gantuang. Mencakup cara menjatuhkan buah kelapa yang digantung di antara pohon kelapa lainnya.

Sebelum siap turun ke lapangan, dan dapat membedakan mana buah kelapa tua dan muda, terlebih dahulu mengikuti pelatihan yang disebut manjatuahkan karambiah. Pembelajaran ini berlaku selama tiga bulan.


Destinasi Wisata

Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Liputan6.com/Rino Abonita).

Sebagai daerah penghasil buah kelapa, tak heran banyak di antara masyarakat Kota Pariaman memelihara beruk atau beruak. Hewan tersebut sering dimanfaatkan sebagai pemetik buah kelapa.

Hal inilah yang menginisiasi Desa Apar untuk membangun sekolah khusus beruk. STIB tersebut sejatinya di bawah naungan BUMdes Apar Mandiri.

Direktur BUMdes tersebut, Fadel Muhammad, mengklaim STIB yang dipimpinnya bertujuan sebagai wisata edukasi. Selain STIB, di desa itu terdapat konservasi penangkaran penyu dan hutan bakau (Mangrove).

"Jadi semua itu satu paket," jelas Fadel, kepada Liputan6.com, Selasa (1/10/2019).

Selain menampilkan atraksi memetik buah kelapa, para beruk di STIB diajar cara menyambut dan menyalami tetamu yang datang. Saat ini baru ada tiga beruk yang bersekolah di STIB.


Biaya Sekolah

Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Liputan6.com/Rino Abonita).

Tenaga pengajar di STIB ada tiga orang. Ketiganya merupakan pawang monyet yang berasal dari desa setempat.

"Jadi otomatis kami jadikan tukang mengajarnya," kata Fadel.

Untuk satu ekor beruk, dipungut biaya sekolah sesuai dengan harga beruk-beruk tersebut. Harga seekor beruk yang sudah mahir berkisar antara Rp5-6 juta.

"Kalau beruk pandai bisa segitu," kata Fadel.

Antara beruk jantan dan betina terdapat perbedaan harga. Harga beruk betina jauh lebih mahal dari beruk jantan.

"Jantan kecil itu kisaran Rp700-800 ribu. Kalau betina minimal Rp1,5 juta," sebut Fadel.

Beruk betina disebut-sebut memiliki kecenderungan lebih manut sama manusia berjenis kelamin laki-laki, begitu pun dengan beruk jantan. Karena itu, beruk betina lebih mudah dilatih.

"Ada juga satu bulan pandai. Tapi itu dipaksa. Jadi tidak boleh. Melatihnya itu mirip manusia juga. Tidak boleh dipaksa, lembut. Kalau kasar melawan," klaim dia.


Tiga Beruk Satu Dinas

Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Liputan6.com/Rino Abonita).

STIB yang ada di Desa Apar dapat dikatakan sebagai sekolah beruk perdana di Indonesia dan pertama di dunia. Kehadirannya diharap bisa jadi salah satu ajang promosi wisata di kota yang terkenal dengan kuliner "sala lauak" itu.

Untuk saat ini, para pengunjung cukup antusias. Tetamu yang berkunjung ke STIB tersebut bahkan turis mancanegara.

"Kemarin ada dari Australia, Malaysia, dan Taiwan," sebut Fadel.

Dengan adanya STIB ini, Fadel berharap ekonomi masyarakat setempat meningkat. Juga mengedukasi, bahwa beruk yang dipandang "garang" bisa berguna bahkan bersahabat jika ditempa dengan porsi yang terukur.

"Kelapa, kan begitu banyak di Pariaman. Jadi, beruk dilatih, sehingga pemiliknya bisa memanfaatkan untuk memetik kelapa," katanya.

Untuk mendukung keberadaan sekolah yang baru dua bulan dibuka ini, pemerintah kota setempat berencana menyumbang tiga ekor beruk untuk tiap dinas. Kehadiran sekolah beruk sendiri disebut-sebut merupakan inisiasi sang wali kota.

"Idenya pak wali kota," ungkap Fadel.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Berita selanjutnya