- Batik tak melulu soal pakaian. Batik juga bisa diterapkan di kendaraan bermotor.
02/10/2019 09:27:31

Jakarta - Tanggal 2 Oktober setiap tahun diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Batik tak melulu soal pakaian, warisan budaya yang diakui UNESCO sejak 2 Oktober 2009 itu juga bisa diterapkan di kendaraan bermotor.
Para modifikator tak sedikit yang memanfaatkan seni batik untuk diterapkan di modifikasi kendaraan. Banyak pula motor modifikasi yang dihias dengan batik.
Teknik membantik banyak digemari pencinta modifikasi. Setiap kontes modifikasi, ada saja motor modif yang menampilkan batik di beberapa bagiannya. Batik itu dibuat dengan berbagai cara, ada yang digambar bahkan sampai ada yang diukir dengan teknik grafire.
Tak cuma bodi, bagian mesin pun tak luput dari seni membantik. Kebanyakan dari modifikator itu ingin menerapkan batik pada kreasi motor modifikasinya untuk melestarikan budaya batik.
Berikut ulasan berita mengenai seni batik di modifikasi.(rgr/ddn)
Foto: Rizki Pratama
Foto: Ridwan Arifin
Pelek dan Teromol Ini Diukir Motif Batik. Foto: Luthfi Anshori
Para modifikator tak sedikit yang memanfaatkan seni batik untuk diterapkan di modifikasi kendaraan. Banyak pula motor modifikasi yang dihias dengan batik.
Teknik membantik banyak digemari pencinta modifikasi. Setiap kontes modifikasi, ada saja motor modif yang menampilkan batik di beberapa bagiannya. Batik itu dibuat dengan berbagai cara, ada yang digambar bahkan sampai ada yang diukir dengan teknik grafire.
Tak cuma bodi, bagian mesin pun tak luput dari seni membantik. Kebanyakan dari modifikator itu ingin menerapkan batik pada kreasi motor modifikasinya untuk melestarikan budaya batik.
Berikut ulasan berita mengenai seni batik di modifikasi.(rgr/ddn)
Mengukir Batik di Motor

Anton, salah satu modifikator motor yang mengikuti kontes modifikasi Bellanova Country Mall Otomotif 2019 di Sentul, Bogor, pada Maret 2019 lalu menampilkan motor yang diukir batik di berbagai sisi. Kata dia, gaya modifikasi engine grafire sudah mulai ramai sejak dua tahun lalu.
"Prosesnya kita ambil engine standar diler, kita motif dulu baru kita grafire menggunakan pahat dengan tangan. Lalu celup chrome dan pewarnaan candy untuk manisnya," papar Anton saat itu.
Meskipun bisa mengerjakan berbagai jenis pesanan motif, kebanyakan motor modifikasi memilih motif batik. Alasannya tentunya menjaga budaya dan kearifan lokal Tanah Air.
"Kebanyakan motifnya emang batik lebih lokal, tapi tetap bisa aja pakai motif lain," tambah Anton.
Untuk biayanya sendiri pengukiran satu motor terbilang cukup besar yaitu Rp 30-40 jutaan. Harga tersebut sudah termasuk segalanya tanpa terkecuali seperti mesin, velg, tromol, dan berbagai komponen yang berbahan besi atau aluminium pada motor.
"Jadi semua itu full semotor sampai beres, mulai dari mesin, tromol sambung, velg custom, dan lainnya," ungkap Anton.
Meskipun mengukir bagian sensitif seperti mesin, Anton mengaku hal ini masih aman karena pengukiran tidak terlalu dalam. "Kita sendiri standar dalam ukirannya 1,5 mm sampai 2mm itu sudah aman," pungkas Anton.
(rgr/ddn)Bagian Motor yang Bisa Diukir Batik

Salah satu bengkel kustom yang menyediakan teknik mengukir atau istilahnya engrave dengan motif batik adalah Victorius Custom Works yang bermarkas di Jl. Caringin, Kp. Kekupu, RT 04/05 Rangkapan Jaya Pancoran Mas Depok.
Menurut pemilik bengkel, Lukman teknik ukir pada modifikasi di bengkelnya memiliki khas dan nilai seni tersendiri.
"Misalnya tangki ini menujukan kolaborasi dari kustom dan budaya khas Indonesia dengan aksen batik kan yang bisa menambah juga estetika," tuturnya.
Ia mengatakan bahwa bahan terbaik dari segi keawetan tangki untuk diukir adalah alumunium. Beberapa part lain juga bisa asalkan berbahan dasar plat.
"Ada beberapa bagian yang bisa diukir, seperti bak kopling, tutup rantai, blok mesin kiri dan kanan, dan kalau tangki yang kita jual itu bahannya alumunium jadi nggak gampang keropos," ungkapnya.
Ukir Batik Biar Lebih Tahan Lama

Untuk ornamen batik di area mesin, pelek, hingga teromol hanya bisa dilakukan dengan mengukirnya. Hal itu disampaikan oleh Sachroni dari Walker Studio Airbrush, Sukawangi, Bekasi.
"Biar hasilnya lebih paten, maka cara yang paling baik dengan mengukir pelat besinya. Metode ini bisa tahan lama dibanding cat," ucap Sachroni.
Ada tiga tahapan mengukir batik di atas pelat teromol maupun pelek. "Mulai dari membuat sketsa, mengukirnya dengan alat ukir, terus dibantu sama grafir pas mau finishing," lanjut pria yang akrab disapa Ronie Walker ini.
Prosesnya sendiri, menurut Ronie, bisa makan waktu 2-3 jam. Sedangkan untuk biayanya berkisar Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu.
Meski terlihat keren dan bikin motor tampil beda dari yang lain, Ronie tidak menganjurkan part-part yang sudah diukir tadi digunakan untuk motor harian.
"Karena pelat bisa dikikis sampai 3 mm. Menurut saya, itu bisa mengurangi kekuatannya. Jadi baik sokbreker, blok mesin, pelek, dan teromol yang sudah diukir, lebih baik dipakai untuk kontes modifikasi saja," wanti Ronie.