LOGO

Sport

[BERITA FOTO] Bumi Tak Pilih Kasih di Kuburan Cina

[BERITA FOTO] Bumi Tak Pilih Kasih di Kuburan Cina

24/01/2020 23:57:43
Makam-makam china di tepi Jalan Raya Perjuangan itu sepi. Baru beberapa makam saja yang telah ditancap hio. Belukar menyeruak di jalan-jalan setapak.
  • Makam-makam china di tepi Jalan Raya Perjuangan itu sepi. Baru beberapa makam saja yang telah ditancap hio. Belukar menyeruak di jalan-jalan setapak.

BEKASI, KOMPAS.com - Jumat (24/1/2020) sore itu tak banyak peziarah di TPU Penggilingan Baru, kuburan china di Bekasi Utara. Pohon tua menyambut di muka gerbang.

Sehari jelang Imlek, kalangan Tionghoa, apa pun agamanya, punya tradisi bersembahyang arwah, berharap agar para leluhur beroleh selamat di alam barzakh. Tapi, Jumat sore itu, sehari jelang Imlek 2571, hujan melunturkan semuanya.

Makam-makam china di tepi Jalan Raya Perjuangan itu sepi. Baru beberapa makam saja yang telah ditancap hio. Belukar menyeruak di jalan-jalan setapak.

Semak belukar, potongan ranting pohon, menyelimuti nisan-nisan khas kuburan cina di TPU Penggilingan Baru, Bekasi Utara, sehari jelang Imlek 2571, Jumat (24/1/2020).KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Semak belukar, potongan ranting pohon, menyelimuti nisan-nisan khas kuburan cina di TPU Penggilingan Baru, Bekasi Utara, sehari jelang Imlek 2571, Jumat (24/1/2020).

Saat Kompas.com menyambanginya, cuma ada satu orang di sana. Ia bukan peziarah, Suwanda (75) namanya, juru kunci makam sejak 1970.

"Ini (area depan) dulu lapangan bola. Tempat nanem singkong, jagung. Begitu penuh ya ini (area depan) diisi. Enggak tahu sekarang berapa makam. Enggak sanggup ngitungnya, acak-acakan. Kayaknya hampir seribu," kata Wanda.

"Di sini arah makamnya ikut sesuai arah rumah semasa hidupnya," imbuhnya.

Dengan topi rimba bercokol di kepalanya, Wanda,panggilan akrabnya, hafal betul siapa-siapa saja yang dimakamkan, dus di mana saja makamnya, di TPU seluas 12 hektar itu.

Suwanda (75), pria yang sudah 50 tahun menjaga makam-makam di perkuburan cina TPU Penggilingan Baru, Bekasi Utara, sehari jelang Imlek 2571, Jumat (24/1/2020).KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Suwanda (75), pria yang sudah 50 tahun menjaga makam-makam di perkuburan cina TPU Penggilingan Baru, Bekasi Utara, sehari jelang Imlek 2571, Jumat (24/1/2020).

Ada dukun, ada orang baik, ada bayi, ada orang kaya, ada orang berusia 104 tahun, dan macam-macam predikat lain yang disebut Wanda, yang jasadnya tersimpan di sana. Nyaris semua, orang Bekasi.

Wanda pun tak pakai meraba-raba kala menuntun wartawan, meski mesti menyibak semak-semak yang belum dibersihkan, menghampiri makam tertua di TPU yang dikelola Yayasan Pancaran Tridharma Bekasi ini.

Tugu berhias aneka ornamen raga memayungi makam tiga susun di perkuburan cina TPU Penggilingan Baru, Bekasi Utara, sehari jelang Imlek 2571, Jumat (24/1/2020).KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Tugu berhias aneka ornamen raga memayungi makam tiga susun di perkuburan cina TPU Penggilingan Baru, Bekasi Utara, sehari jelang Imlek 2571, Jumat (24/1/2020).

"Dia nyumbang tanah buat kuburan ini," kata Wanda di depan gundukan raksasa berselimut rumput, dengan nisan tertancap bertarikh 1911.

Makam itu kontras dibandingkan makam-makam china lain yang meriah: dinaungi atap, dihiasi ornamen naga, dan nisan besarnya -- bongpai -- dibangun dengan marmer aneka warna.

Berita selanjutnya