LOGO

News

Modal Rp 13 Juta, Bawa Pulang CBR 250 dan Ninja 250 Mono

Modal Rp 13 Juta, Bawa Pulang CBR 250 dan Ninja 250 Mono

15/07/2020 11:31:00
Pilihan motor sport terbilang bervariasi. Namun bagi Anda yang memiliki dana terbatas, tak ada salahnya melirik motor di segmen 250 cc 1-silinder.
  • Pilihan motor sport terbilang bervariasi. Namun bagi Anda yang memiliki dana terbatas, tak ada salahnya melirik motor di segmen 250 cc 1-silinder.

JAKARTA, KOMPAS.com – Bagi Anda yang ingin naik kelas dari motor bebek ke motor sport ataupun dari skutik ke motor sport, biasanya akan mengincar motor 250 cc 2-silinder.

Pilihannya beragam mulai dari Kawasaki Ninja 250, Honda CBR250RR, serta Yamaha R25.
Namun bagi Anda yang memiliki dana terbatas, tak ada salahnya melirik produk-produk di segmen 250 cc 1-silinder.

Pasalnya motor sport di kelas ini rata-rata sudah dihargai sekitar Rp 20 jutaan, artinya memiliki harga yang setara dengan skutik 125 cc keluaran baru.

Honda CBR250R CBU Thailand Foto: Istimewa Honda CBR250R CBU Thailand

“ Motor sport 250 cc 1-silinder sekarang harga pasarannya murah, jauh dibanding harga barunya,” ujar Angga Jonathan, pemilik showroom RND Motorsport di Cakung, Jakarta Timur, kepada Kompas.com (15/7/2020).

“Mungkin orang tanggung, mending pilih yang 2-silinder sekalian. Makanya peminatnya sedikit,” ucap Angga.

Menurut Angga, stok motor sport 250 cc 1-silinder di pasaran juga lebih sedikit ketimbang yang 2-silinder.

KTM RC 250Febri Ardani/KompasOtomotif KTM RC 250

“Biasanya saya ambil Ninja Mono 250, itu paling saya jual Rp 20 jutaan ke bawah. Kalau CBR250R 1-silinder saya jarang stok, karena susah lakunya, padahal sudah murah sekitar Rp 13 jutaan sampai Rp 15 jutaan,” katanya.

Sementara itu, motor sport 250 cc 1-silinder di luar merek Jepang ternyata tidak begitu diminati. Pasalnya dengan harga jual yang bersahabat, spare part motor ini terbilang agak mahal dan lebih susah dicari.

“KTM saya jarang stok, harga sama sekitar Rp 20 jutaan ke bawah. Itu memang agak sedikit peminatnya, meskipun kilometer masih rendah,” ujar Angga.

Berita selanjutnya